Senin, Maret 09, 2009

Let It Be

Merona wajah menyapa bayang yang dulu pernah singgah
menghitung langkah-langkah; hati yang melulu gundah
menunggu dalam maya atau mewujudkannya dalam realita?
ah, keberanian itu selalu luluh setiap menatap kedua mata nan indah
Tuhan membiarkannya berlalu sudah...

21 tahun tertutup rapat di sudut napas terdalam
mempertanyakan asa yang dibiarkan terpendam
kenapa tak pernah bisa diutarakan dalam nyanyian rembulan
yang dapat memancarkan kelembutan mojang priangan
ah, Tuhan membiarkan lamunan kasmaran...

Hari ini darah ini seperti berhenti
mendengar langsung suara yang selalu dinanti
bagai sapuan angin mamiri memanja hati
Oh, Tuhan biarkan waktu sejenak berhenti dan biarkan aku lupa diri..
ah, Tuhan membiarkan semua bertawaf dalam sunah ilahi...

Terdampar gelisah dimana ruang dan waktu hanya terpana
titik-titik embun sudah membasahi sajadah; dingin membasuh wajah nan gulana
azan subuh mulai menyapa mengingatkan seorang khalifah haruslah berguna
tapi tak bisakah kusimpan seluruh gita agar tak percuma
membagi kisah cita yang dulu pernah ada
agar penasaran tak lagi mendera sepanjang masa
Ya, Tuhan biarkanlah kali ini saja...
agar kebenaran mendekap jasad dan ruh yang bahagia

citragraha@10032009/sy